BERMAIN KUARTET USING BANYUWANGI DI KAMPOENG BATARA

 

Bermain kwartet ini terbilang seru. Dimana, dalam permainan ini kita bisa mengetahui lebih dalam tentang Banyuwangi. Termasuk budayanya, kulinernya dan juga sejarahnya. 

 

Dengan bimbingan langsung dari kang Antariksawan Jusuf dan mbak Hani Z. Noor, yang selama ini selalu konsen mengenalkan budaya Banyuwangi dengan tulisan-tulisan dan permainan tradisionalnya, sedikit banyak telah memberikan pemahaman terhadap anak-anak Kampoeng Batara tentang Banyuwangi melalui kartu yang dimainkan secara kelompok tersebut.

 

Kali ini,  Antariksawan Jusuf dan bunda Hani Z. Noor.  mengajak kami untuk melihat perkelompok dari anak Kampoeng Batara yang sedang bermain kuartet Using Banyuwangi.

Karena gubuk Kampoeng Batara terlalu penuh untuk permainan ini, maka anak-anak Kampoeng Batara bermain diluar dengan menggelar alas.
Bukan hanya anak-anak yang ikut, para orang tua pun ikut melihat permainan ini.

Rupanya, bermain kuartet itu mengasyikkan. antar teman bisa saling komunikasi, bisa saling membutuhkan satu sama lain. Dan bisa saling melengkapi. Tidak ada ego, tidak ada yang merasa minder, semua serba disupport oleh kebersamaan.

 

Selain itu, anak Kampoeng Batara bisa merasakan langsung dimana tempatnya, seperti apa suasananya dan bagaimana dahsyatnya bermain imajinasi dari gambar-gambar dan keterangan yang ada di kartu kuartet.

Banyuwangi, iya Banyuwangi.. Terasa dalam genggaman. Meski badan belum pernah hadir pada zaman kerajaan, seperti Kutha Lateng, Macan Putih, Ulu Pampang dan Bayu namun hawa Inggrisan, Gudang BOOM, Pabrik Gula Sukowidi amat sangat dekat, meski sudah tidak ada lagi kini.

 

Dan pastinya, masih banyak petualangan-petualangan 'imajinasi' yang akan membawa kita menjelajah dunia baru dengan KUARTET USING BANYUWANGI ini.

Penulis : Widie Nurmahmudy

Komentar